Pages

Sabtu, 17 September 2011

"Dunia Dalam Mimpi"

Bagi Anda, realitas adalah semua yang dapat disentuh dengan tangan dan dilihat dengan mata. Di dalam mimpi, Anda juga dapat "menyentuh dengan tangan dan melihat dengan mata Anda", namun dalam kenyataan, Anda tidak memiliki tangan dan mata, juga tidak ada yang dapat disentuh atau dilihat. Tidak ada realitas material yang membuat hal ini terjadi kecuali otak Anda. Anda telah tertipu. Apakah yang memisahkan kehidupan nyata dengan mimpi?


Pada dasarnya kedua bentuk kehidupan tersebut terjadi di dalam otak. Jika kita dengan mudah dapat hidup dalam dunia tak nyata selama bermimpi, hal yang sama dapat terjadi di dunia yang kita diami. Ketika kita terbangun dari sebuah mimpi, tidak ada alasan logis untuk tidak berpikir bahwa kita telah memasuki mimpi yang lebih panjang yang kita sebut "kehidupan nyata".


Anggapan kita bahwa mimpi adalah khayalan dan dunia sadar adalah dunia sesungguhnya, merupakan kebiasaan dan praduga. Jadi bisa saja kita dibangunkan dari kehidupan di bumi — yang kita anggap tempat kita hidup sekarang — sebagaimana kita dibangunkan dari sebuah mimpi...

Sabtu, 18 Juni 2011

REVOLUSI

 Teriakan-teriakan aksi masa sekarang sudah berubah, bukan lagi reformasi, tapi sudah menjurus kepada REVOLUSI. Teriakan seperti itu kerap diidentikan dengan peristiwa berdarah, bahkan perang saudara. Tokoh sekaliber Gus Dur-pun sampai mengeluarkan pernyataan "Waspadai Revolusi Sosial". Pernyataan seperti ini dapat meresahkan masyarakat, mengingat stigma-stigma menyeramkam tertanam pada kata "REVOLUSI" tadi.
Mari kita bahas apa REVOLUSI itu sebenarnya, walaupun secara singkat....




1. Apa itu REVOLUSI ? Apa bedanya dengan reformasi ?

REVOLUSI adalah suatu proses dalam masyarakat dengan rentang waktu tertentu terjadi perubahan-perubahan yg sangat mendasar dan radikal. Sedangkan reformasi adalah proses dalam masyarakat dengan rentang waktu tertentu terjadi perubahan-perubahan juga, namun perubahannya gradual dan bertahap.
      Berbeda dengan REVOLUSI, terbukti dalam sejarah bahwa reformasi selalu memberikan kesempatan kepada golongan pro-status quo untuk memperkuat diri dalam usahanya untuk menghajar kelompok-kelompok yg pro-perubahan.


2. Bagaimana REVOLUSI terjadi ?
Sebuah REVOLUSI selalu diawali oleh sebuah krisis, baik itu krisis ekonomi ataupun krisis politik. Krisis ini menyebabkan rakyat tidak percaya lagi terhadap penguasa. Ketidak percayaan ini tumbuh menjadi antipati dan kebencian, serta mulai timbul kesadaran bahwa krisis yg sedang terjadi disebabkan oleh ulah pemerintah yg lebih mementingkan diri sendiri dan segolongan kecil orang. Akibatnya masyarakat menginginkan pergantian kekuasaan yg mewakili mereka. Rentang waktu mulai dari timbulnya kesadaran masyarakat (ditandai dengan aksi massa) sampai terjadi penggantian kekuasaan, itulah yg disebut REVOLUSI.
       Tentu saja REVOLUSI berbeda dengan reformasi. Dalam REVOLUSI ; keinginan, kesadaran, dan peranan massa sangat besar. Sedangkan dalam reformasi ; peranan elit politik lebih besar. Apabila kita melihat konteks demokrasi sebagai pemerintahan rakyat, untuk rakyat dan oleh rakyat, maka REVOLUSI (yg lebih mengutamakan kesadaran rakyat) lebih mewakili konsep demokrasi.


3. Kapan REVOLUSI terjadi ?
Karena REVOLUSI sangat bergantung pada kesadaran massa, maka tanggal main REVOLUSI tidak dapat ditentukan dari dialektika massa rakyat walaupun dapat diprediksi dengan analisa ekonomi politik. Intinya bukan pengendalian diri seperti kata "kyai sejuta umat" tapi tergantung pada kontradiksi dalam masyarakat yg tajam, sebagai contoh kontradiksi antara kaum feodal dan borjuis pada era REVOLUSI Perancis.


4. Apa itu kaum progresif ?
Kaum progresif adalah orang-orang yg memiliki kesadaran akan perlunya perubahan melalui proses REVOLUSI. Kaum progresif ini harus melakukan mekanisme kerja organisasi, tepatnya kerja organisasi vanguard (pelopor), yg akan menjadi organ pelopor yg mempersiapkan masyarakat menuju REVOLUSI. Kerja revolusioner (biasa disebut begitu), pada dasarnya adalah membuat pendidikan-pendidikan politik untuk masyarakat dan membantu mereka membentuk organisasi-organisasi sehingga setelah REVOLUSI, masyarakattelah siap menjalankan fungsi-fungsi negara dalam pemeritahan demokratik sebenar-benarnya.
       Tidak mungkin ada proses perubahan tanpa ada yg membangun organisasi-organisasi rakyat yg memperjuangkan kepentingan-kepentingan rakyat. Tidak akan ada REVOLUSI Perancis, Kommune Paris, REVOLUSI Amerika, bahkan REVOLUSI kemerdekaan Indonesia, tanpa ada organisasi-organisasi rakyat yg berjuang demi kepentingan rakyat sendiri.

5. Apa itu REVOLUSI demokratik ?
REVOLUSI untuk mendirikan kehidupan rakyat yg demokratik dinamakan REVOLUSI demokratik. Dalam REVOLUSI ini semua pergerakan yg memperjuangkan proses demokrasi harus dilibatkan. Perbedaan ideologi harus dikesampingkan, simpan dulu dalam-dalam. Mengapa ? Karena ciri khas demokrasi adalah perbedaan pendapat.


6. Bagaimana tahapan-tahapan REVOLUSI demokratik ?

Tahapan pertama adalah terjadi krisis akibat tindakan penguasa, Kekecewaan yg mendalam membuahkan sikap anti penguasa. Jika tanpa disertai organisasi massa, hal itu akan cenderung mengarah pada tindakan brutal dan tidak terarah. Organisasi masyarakat inilah yg kemudian memperjuangkan perubahan yg tidak mungkin hanya dilakukan oleh mahasiswa, perubahan ini memerlukan semua elemen-elemen yg ada di masyarakat.
      Aksi-aksi massa ini pada prosesnya harus radikal. Mengapa ? Karena kalau sampai jadi moderat, maka masyarakat hanya terpuaskan oleh perubahan yg terjadi pada permukaan masalah saja, bukan pada inti masalahnya. Dengan kata lain, momentum tersebut dikuasai oleh kaum elit, terutama mereka yg mementingkan dirinya saja atau mereka yg ingin mendapatkan kekuasaan.
      Segenap elemen yg memperjuangkan demokrasi haruslah terlibat dalam pengorganisasian massa ini. Apabila rakyat telah menjadi elemen yg paling menentukan dalam sebuah negara, maka proses REVOLUSI demokratik mulai memasuki tahap kemenangan bagi rakyat (walaupun belum final).
      Tahapan-tahapan REVOLUSI tersebut, apabila dikaitkan dengan keadaan Indonesia, jelas terlihat bahwa REVOLUSI sosial sama sekali belum terjadi. Kenapa ? Karena pertama, REVOLUSI sosial haruslah melalui proses REVOLUSI demokratik. Kedua, perlunya penegasan tentang REVOLUSI sosial, agar REVOLUSI sosial itu dapat dipahami dan dimengerti hingga tidak lagi ada anggapan sebagai sesuatu yg mengerikan.
      Indonesia adalah negara yg heterogen dimana dominasi ekonomi politik bukan dikuasai oleh satu agama. Kalau terjadi REVOLUSI sosial dengan beralaskan agama, dominasi apa yg akan di REVOLUSI ? Perubahan sosial masyarakat apa yg terjadi ? Pembantaian umat Katolik di Timor Leste, pembantaian massal umat muslim di Aceh, tragedi Ambon, Sambas, semua itu bukanlah REVOLUSI sosial...!!! Karena hal-hal itu notabene hanyalah peristiwa rakyat melawan rakyat, kaum tertindas melawan kaum tertindas, bukan melawan musuh yg sebenarnya, lagipula setelah itu tidak terjadi bentuk-bentuk pendominasian baru (dominasi rakyat). Malahan, tetap saja militer yg mendominasi peta perekonomian dan politik di Indonesia. Itulah kondisi nyata dalam kehidupan sosial masyarakat di Indonesia.


Pada kesimpulannya, REVOLUSI bukanlah sesuatu yg patut diwaspadai, karena REVOLUSI adalah proses pencerahan, pengutamaan kesadaran dan kepentingan bagi seluruh rakyat. Tidak seperti reformasi yg hanya mengandalkan kaum elit yg meninggalkan rakyat tetap dalam kebodohan dan ketidaktahuannya. Mulailah organisasikan dirimu dan sekitarmu demi pembangunan masyarakat baru yg lebih maju, beradab, dan demokratik... (A)